Pakde Karwo didampingi Gus Ipul dalam HUT PGRI 70 di Taman Candrawilwatikta |
"2016 sudah tampak di depan mata, itu artinya MEA akan segera diberlakukan, barang dan jasa akan bebas keluar masuk antar negara ASEAN tinggal menunggu waktu. Untuk itu, Pemerintah dan guru harus melakukan perlindungan terhadap pendidikan di Jawa Timur," Demikian disampaikan Gubernur Jatim Pakde Karwo pada peringatan Hari Guru Nasional, Hari
Aksara Internasional, dan HUT PGRI ke 70, di Taman Candra Wilwatikta
Pandaan Kabupaten Pasuruan, sabtu (21/11) malam.
“Kita harus membuat Perda yang melindungi kekhasan silabi pendidikan Jatim. Yaitu kultural kewilayahan, dan basis ideologi Pancasila harus dimasukkan kedalam konsep pendidikan di Jatim sehingga orang luar yang mau masuk ke Indonesia tidak terlalu mudah," tegasnya.
Seperti diketahui, lebih dari satu dekade silam, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015.Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
“Kita harus membuat Perda yang melindungi kekhasan silabi pendidikan Jatim. Yaitu kultural kewilayahan, dan basis ideologi Pancasila harus dimasukkan kedalam konsep pendidikan di Jatim sehingga orang luar yang mau masuk ke Indonesia tidak terlalu mudah," tegasnya.
Seperti diketahui, lebih dari satu dekade silam, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015.Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Menurut Pakde Karwo, tantangan ke depan di tahun 2045, ada demografi 12 juta anak muda hebat di Jatim yang memerlukan guru yang hebat. “Saya bergandengan tangan dengan PGRI untuk menjadikan guru-guru hebat. Orang hebat di Jatim, orang-orang yang telah mendidik kita semua harus dilindungi, terutama yang masih honorer. Perjuangan yang paling baik adalah dialog dan fakta yang rasional” ujarnya.
Para Guru berkumpul di Taman Candrawilwatikta |
“Kalau ingin bonus demografi itu menjadi produktif, maka guru adalah mesin yang meproduk anak Indonesia di tahun 2045 menjadi generasi emas. Kalau hal itu tidak dilakukan, tidak akan mungkin. Saya dengan Pak Wagub dan seluruh Bupati dan Legislatif (komisi E) bergandengan tangan. Kita harus mendidik, menyiapkan bonus demografi yang jumlahnya 12 juta menjadi sangat produktif, bukan sebaliknya, anak-anak yang menjadi beban pembangunan. Teknologi telah menguasai kehidupan, maka yang menang adalah yang cepat bukan yang besar. Inilah proses-proses pendidikan baru terutama menghadapi 100 tahun kemedekaan RI di tahun 2045,” tegasnya.
Dalam memperingati HUT PGRI yang ke - 70, yang terutama adalah para guru berbuat yang luar biasa terhadap generasi muda bangsa, sehingga menjadi anak-anak muda yang cerdas. Di tingkat internasional, hampir semua olympiade/lomba dimenangkan anak-anak Jatim. Hal ini bukan anaknya yang hebat tapi gurunya yang hebat. Memang Guru yang baik akan melahirkan anak didik yang hebat.
Salah satu kekhasan Jawa Timur adalah hampir semua anak muda/murid-murid adalah petarung yang hebat di berbagai tempat,karena gurunya meneteskan semangat kejuangan yang hebat kepada anaknya, inilah yang disebut pembangunan karakter. Dan para guru guru telah melahirkan anak-anak hebat.
“Saya tidak mungkin akan berdiri disini kalau tidak ada guru, tidak mungkin saya akan belajar sendiri, dan saya juga anggota PGRI,” katanya. "Anak didik yang berkarakter tidak cukup hanya cerdas, tapi basis yang paling dasar adalah spiritual, etika, moralitas. Kecerdasan intelektual jika tidak dilandasi spiritual, maka akan menjadikan pribadi yang keblinger. Sedangkan spiritualitas jika tidak dibarengi kecerdasan inteletual akan mudah dibohongi dan dipermainkan orang. Iptek dan Imtaq harus jadi satu. Negara yang maju harus dilandasi moral dan etika yang kuat, dan guru pendidik yang hebat." tegasnya.
Guru dari berbagai Kab/Kota di Jatim memenuhi tribun Taman Cndrawilwatikta |
Tujuan kegiatan ini, disamping memperngati HUT PGRI ke - 70, adalah meningkatkan kesadaran dan komitmen budaya mutu di kalangan guru dan pemangku kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terhadap pentingnya pendidikan yang berkualitas. Selain itu juga, untuk meneladani semangat dan dedikasi guru sebagai pendidik profesional dan bermartabat bagi semua anak bangsa, dalam peningkatan SDM yang bermutu, serta membangun dan memperkokoh solidaritas dan kesetiakawanan anggota, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada PGRI.
Dalam rangkaian acara, selain dimeriahkan artis–artis dari Ibukota seperti Soimah dan Charlie dengan Setia Band Jakarta, juga penampilan Juara I Lomba Tulis dan Baca Puisi Hj. Chusnul Hayati, Guru SMP I Genteng Banyuwangi dengan judul ‘Kunjungi Panti Jompo” serta berbagai tarian kolosal, diantaranya Tarian Kolosal "Sang Guru". Di puncaki tepat jam 24.00, acara diwarnai dengan kemeriahan pesta kembang api. (**)
*)diolah dari beberapa sumber, salah satu diantaranya http://www.beritalima.com/2015/11/22/gubernur-pakde-karwo-lindungi-ke-khas-an-silabi-pendidikan/
0 komentar:
Posting Komentar